22 Maret 2010

Nol Persen

Alkisah hiduplah seorang putri yang kecantikannya menyebar hingga keseluruh penjuru dunia. Seperti layaknya cerita-cerita dongeng yang ada, Sang Putri juga memiliki keinginan dipinang dan hidup bahagia dengan seorang pangeran yang bagus rupawan, mulia hatinya, juga kuat imannya.
Detik demi detik, dari hari senin hingga kembali ke hari senin lagi.
Musim hujan berganti menjadi kemarau.
Banyak pangeran yang datang ingin melamar, Namun sang putri belum ingin dipinang. Walaupun ingin, tapi baginya kesejahteraan rakyatlah yang utama. Sang putri lebih memilih tenggelam dalam buku-buku tentang kenegaraan, dibandingkan menghadiri jamuan dari negara tetangga. Kalaupun ada utusan pangeran yang datang, sang putri hanya menyambut seadaanya.

Berita tak enak mulai tersebar. Hampir seluruh pangeran dari penjuru negri membicarakannya. "Putri angkuh" begitulah mereka memberinya julukan.
Tentu saja raja dan ratu menjadi cemas. Diutus lah seorang dayang kepercaan ratu untuk mengcari tahu keadaan yang sebenarnya.

***

Si Dayang

17 tahun saya hidup dan mengabdi pada kerajaan besar dan luar biasa ini. 17 tahun sudah saya memperhatikannya. Namanya Roselina. Kami memanggilnya Putri Ros.
Beliau sungguh anggun. Menyapanya pun saya tak berani, saya takut menyapanya dengan suara saya yang keras ini bisa menghancurkannya menjadi serpihan-serpihan kecil. Hahahaha pemikiran yang bodoh buakan?

17 tahun Saya hidup damai tanpa masalah. karena tujuan hidup saya hanyalah mengapdi pada Sang Ratu. Ya! saya dayang pribadi yang mulia. Namun sepertinya hari ini hari terakhir saya hidupp damai. Bagai disambar petir disiang bolong Saya mendapat tugas untuk mencari tahu mengapa Sang Putri menolak lamaran para pangeran. Oke! Ini memang tugas biasa, tapi menurut saya ini tugas diluar batas penerimaan otak saya. Sudah berkali-kali saya mendengar putri menjelaskan, kalau dia tidak ingin menikah hanya karena dia belum ingin menikah, belajarkah kewajiban utama dia. Bukan kah itu alasan yang jelas. Tapi ratu tetap saja superior, keinginanya adalah kewaiban bagi saya.

Walau sedikit gemetar, kuberanikan diri untuk memulai aksi penyamaran. Dimulai dari menyapanya hingga menjadi sahabatnya. Bukan proses yang mudah dan singkat sebenarnya, butuh 1x365 hari untuk menaklukkannya.
***
Sang Ratu

Bercengkramalah resah dan gelisah dalam satu halaman.
Halaman hidup yang di tulis dengan tinta jiwa.

***
Putri Roselina
Mulai membenci sebuah kata tanya "kapan"
"oh, ayolah bunda. Menikah memang kenginan setiap wanita. Tak ada yang tak ingin menikah. Memiliki anak, serta membangun keluarga sendiri. Tapi bukan sekarang" sedikit berteriak Roselina menjawab.
"Ya, tapi mau sampai kapan? Umur bertambah, kita pun tak semakin muda" dengan senyum mengoda Sang ratu memulai beragumen.
"Bunda, ini sudah yang ke sekian kalinya bunda bersikap solah-olah kalau tidak menikah sekarang saya tidak akan mendapat jodoh" dengan tetap mencoba sabar roselina menjawab.
"Bunda hanya ingin, kamu ada yang menemani"
"Bunda!! Berapa persen saya bisa bertahan hidup dengan bantuan para makhluk yang bunda bilang lelaki itu? Nol persen bunda! Saya bahkan lebih hebat dari mereka" dengan amarah yang memuncak roselin meninggalkan ruangan.
Ini sudah yang kesekian kalinya sejak Roselin menginjak umur duapuluh, Bundanya selalu memaksa Roselin untuk segera mencari pendamping hidup. Hari-hari sebelumnya memang bisa dia tangaani dengan bisa dan sabar, namun kali ini entah mengapa, amarah mulai menguasai dirinya. Berlarilah Roselina ke lapangan mawar, tempat dia menenangkan diri. Merebahkan diri paadang rumput tempat mawar-mawarnya tumbuh adalah kegiatan yang paling menyenangkan dan menenangkan. Meninggalkan seluruh masalah tentang pernikahan, kerajaan, dan masalah tugas sekolahnya yang belum dia sentuh sama sekali.
Harumnya mawar, menenangkan saraf-sarafnya yang tak mau berhenti menegang. Angin yang berhembus membelai lembut wajahnya, selalu berhasil membawa kembali kesabaran yang entah bagaimana caranya selalu berlari-larian. Luasnya langit juga selalu mengembalikan inspirasi yang tak henti-hentinya menghilang. Intinya, lapangan mawar ini adalah surga baginya.
"maaf, Putri" sapa si dayang
Terkejut Roselina dibuatnya. Tak mengira sesorang bisa menemukan taman rahasianya ini.
"ya?" dengan ragu Roselina menjawab
"saya, anyelir. Dayang putri yang baru. Dengan tidak mengurangi rasa hormat saya, saya mohon yang mulia kembali ke kamar karena sepertinya hujan akan turun" dengan senyum resmi si dayang menjelaskan.
"Kamu? Saya tak pernah ,melihat kamu? dan bagaimana bisa kamu menemukan tempat ini?" Roselina
"saya...."
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
mata ngantuk, besok kudu mesti ke layo city,, lanjut nanti aja deh.. XD
Good night, have a nice dream ^o^


Tidak ada komentar: